Gambar: Dok panitia Amerop Business Academy
Rangkaian webinar dan workshop hasil kolaborasi PPIDK Amerop dengan Kemenparekraf, BRIN, SKK Migas, HIPMI, Prosa.ai, Kakasan Fashion, Nobi Project, Wiranesia tekankan pentingnya inovasi, digitalisasi, dan strategi bisnis berkelanjutan.
Kawasan Amerika-Eropa, 12 April 2025 — Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Amerika–Eropa (PPIDK Amerop) melalui program Amerop Business Academy (ABA) 2025, sukses menggelar serangkaian webinar dan workshop bertajuk “Empowering Innovators to Build Sustainable Business Success” sepanjang Maret 2025. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, pelaku usaha, dan profesional Indonesia dari berbagai negara.
Diselenggarakan sejak 2 hingga 29 Maret 2025 secara daring, ABA 2025 menjadi ajang penguatan kapasitas dan mentalitas generasi muda Indonesia untuk mampu menjawab tantangan dunia usaha yang semakin dinamis. Program ini terselenggara atas kolaborasi lintas sektor antara PPIDK Amerop dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), SKK Migas, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan sejumlah pelaku industri digital lainnya.
“Saya yakin, 5 sesi yang akan kita lalui selama acara akan memberikan insight baru untuk kita semua, terutama bagaimana membangun karier di dunia bisnis yang dinamis, khususnya di ranah global. Semoga dari sini, kita semua bisa mendapatkan wawasan baru dan semangat yang lebih besar untuk terus berkembang dan berkarier. Teman-teman jangan ragu untuk bertanya, berdiskusi, dan berjejaring dengan para pembicara dan sesama peserta.,” kata Galang Pratama, Ketua panitia Amerop Business Academy (ABA) 2025, dalam sambutan pembukaannya.
Topik Strategis dari Teknologi hingga Pembiayaan
Sesi pertama menghadirkan pembahasan seputar pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan bisnis inovatif dengan tema “Berinovasi dan Menghasilkan Ide Bisnis yang Unggul dengan Teknologi Digital”. Deputi Kemenparekraf, Muhammad Neil El-Himam, menyoroti pentingnya infrastruktur dan program inkubasi dalam transformasi digital UMKM. Sementara itu, Dr. Jemie Muliadi dari PRKAKS BRIN menekankan pentingnya inovasi dan keamanan siber dalam pemanfaatan AI di sektor vital. Deteksi kematangan pisang lewat Adjusted Faster R-CNN dan diagnosis COVID-19 melalui CT-Scan menjadi bukti bahwa teknologi ini sangat potensial, namun tetap memerlukan regulasi dan edukasi etika AI.
Senada, CEO Prosa.ai, Teguh Eko Budiarto, menegaskan pentingnya integrasi AI dan peran manusia dalam menjaga proses bisnis yang etis dan efisien. Pada sesi workshop bertema “Identifikasi Masalah dalam Operasional Bisnis serta Strategi & Teknik Problem Solving”, Abdul Haidar dari Kakasan Fashion memandu peserta mendalami teknik analisis akar masalah menggunakan pendekatan 5 Why’s, Fishbone Diagram, SWOT, dan PESTLE. Sementara itu, CEO Nobi Project, M. Dadang Kurnia, memaparkan tahapan membangun startup digital berbasis riset pasar, aset digital, dan pengelolaan laporan kerja yang terukur.
Sandiaga Uno dan Dyah Roro Esti Sampaikan Pandangan Strategis
Webinar kedua yang membahas tentnag “Menjelajahi Kemungkinan Pembiayaan untuk Bisnis” menghadirkan tokoh nasional seperti Sandiaga Salahuddin Uno, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ia menekankan pentingnya kualitas laporan keuangan, digitalisasi, dan jejaring bisnis dalam mengakses pendanaan. Pendapat serupa disampaikan oleh Lucky Agung Yusgiantoro dari SKK Migas yang mengenalkan skema Trustee & Borrowing Scheme (TBS) untuk pembiayaan proyek besar. Sementara Dr. Anggawira dari HIPMI menekankan pentingnya manajemen arus kas, pemisahan keuangan pribadi dan bisnis, serta diversifikasi usaha.
Sesi penutup sekaligus webinar ketiga dengan tema “Membangun Strategi yang Tangguh untuk Kesuksesan Bisnis Jangka Panjang” menghadirkan Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti, yang dalam sambutannya mengingatkan pentingnya memahami regulasi internasional dan adaptasi digital dalam memperluas pasar global. Ismail Bachtiar dari Komisi VI DPR RI turut menegaskan pentingnya kebijakan inovatif dan diplomasi perdagangan bagi UMKM.
Antusiasme dan Harapan ke Depan
Program ABA 2025 mendapat sambutan positif dari para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang dan negara. Selain sesi presentasi, peserta aktif berdiskusi dan menyelesaikan studi kasus secara kolaboratif. “Acara ini sangat bermanfaat, tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif dan relevan dengan tantangan bisnis masa kini,” ujar Ahmad Al-Ghozi Fillah, salah satu peserta yang tengah menempuh studi di Turki.
Gambar: Dok panitia Amerop Business Academy
Sementara M. Aaron Sampetoding ketua bidang Investasi & Hubungan Internasional HIPMI, mengatakan perlu menjunjung tinggi integritas inovasi dan manajemen keuangan strategis guna menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Menggaet Prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai media pendekatan dalam membangun reputasi bisnis yang kredibel dan berdampak.
Dr. Faransyah, salah satu narasumber sekaligus pendiri Wiranesia, menutup acara dengan pesan penting tentang mengajak pelaku usaha untuk menjadikan digitalisasi sebagai tulang punggung bisnis. Mentalitas pun juga digadang-gadang menjadi kunci penting dalam membangun sebuah bisnis. Teori-teori seperti Disruptive Innovation, Diffusion of Innovation, dan Resource-Based View digunakan sebagai dasar dalam memahami bagaimana inovasi bisa mendorong pertumbuhan bisnis yang cepat dan berkelanjutan. Pemanfaatan tools digital, penguatan literasi tim, dan fleksibilitas menjadi strategi utama untuk UMKM yang ingin berkembang di era digital.
Webinar ini mendapatkan respon yang luar biasa dari para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, pelaku bisnis, dan profesional dari berbagai sektor. “Alhamdulillah acara berjalan dengan baik, sesi webinar dan workshop ini sangat mengedukasi dan memberikan ilmu yang luar biasa. Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat untuk saya pribadi dan teman-teman lainnya” ujar salah satu peserta , Ahmad Al- Ghozi Fillah mahasiswa yang sedang berkuliah di Turki.
Untuk harapan kedepan Generasi muda dituntut untuk tidak hanya menjadi penikmat kemudahan teknologi tetapi aktif mengambil peran. Ia menekankan pentingnya menjauhi ‘Mentalitas di belakang layar’. Digitalisasi juga bukan lagi pilihan tetapi keharusan yang menjadi bagian dalam keseharian masyarakat untuk kelanjutan bisnis yang efektif dan berdaya saing tinggi.” Ungkap Dr. Faransyah.
Oleh: Departemen Informasi PPIDK Amerop