MAN 9 Jombang Gelar MATSAMA Meriah dengan Atraksi Drum Band dan Tari Tradisional

Pendidikan17 Dilihat

Atraksi drumband Gita Armala MAN 9 Jombang

Jombang, Mitrajustice.com – Suasana kemeriahan mewarnai kegiatan Masa Taaruf Siswa Madrasah (MATSAMA) di PP Darul ’Ulum Kepuhdoko Tembelang Jombang yang berlangsung sejak hari Rabu (17 Juli 2024). Di buka secara seremonial oleh KH Muasta’in Hasan SH. M.Hum Bertempat di lapangan depan gedung Rusunawa. Dan kemudian kegiatan dilanjutkan pada masing-masing Unit sekolah.

Pada Unit MAN 9, para siswa baru disuguhkan dengan berbagai atraksi menarik, termasuk penampilan memukau dari drumband Gita Armala. Yang beberapa kali memperoleh gelar sang juara, tak henti-hentinya memukau para hadirin dengan alunan musik dan gerakan yang dinamis. Drumband kebanggaan MAN 9 Jombang ini memang bukan sembarang-sembarang. Beberapa tahun lalu, mereka berhasil membawa pulang piala Kanwil Kemenag Surabaya dan piala Bupati Cup, menjadi bukti nyata kehebatan mereka. Seperti biasa, untuk perform Drumband Gita Armala, tak lupa kelas vokasi Tata Kecantikan pun turut mensuport agar tampilan fresh, sehingga sejak jam 6 pagi, kegiatan merias wajah telah dimulai, agar hasil lebih masimal saat berapa di tengah halaman MAN 9.

Masrukhin M.PdI, Plt Kepala sekolah MAN 9 Jombang

Kemeriahan rangkaian kegiatan MATSAMA tak berhenti di situ. Para siswa baru juga dihibur dengan penampilan tari tradisional yang memukau, seperti tari Remo dan tari Topeng. Tarian-tarian ini tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi media untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada para generasi muda. Ada juga tampilan gerakan dari beberapa perguruan pecak silat dan Tim Voli basket yang sudah diikuti siswa ini juga cukup memukau. Sajian pentas Hadrah serta beberapa siswa bersuara emas juga turut menhyumbangkan kreasi seninya.

Kegiatan MATSAMA ini merupakan tradisi tahunan MAN 9 Jombang untuk menyambut para siswa baru. Diharapkan melalui kegiatan ini, para siswa baru dapat lebih mengenal lingkungan sekolah dan menjalin pertemanan baru.” Saya melihat Potensi MAN 9 ini sangat luar biasa, mulai dari potensi tradisi lingkungan Masyarakat berupa kreasi ragam tampilan kesenian, ada kreasi pencak silat, dan tim bola voly, ini semua bisa dikembangkan sebagai sebuah image bahwa madrasah ini berkembang seiring dengan moderasi dan juga akademik prestasinya. Dan ini di dukung pula potensi yang dimiliki bapak ibu guru,” terang Bpak Masrukhin M.Pdi selaku Plt. Kepala Sekolah MAN 9.

Menurutnya, Sisi pendidikan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas siswa, itu tidah hanya diukur oleh tingkat keberhasilan nilai yang bagus dalam akademik saja,  tetapi perlu juga mengembangkan potensi siswa menghadapi masa depanya. Dengan keberadaan lingkungan Man 9 yang berada pada pinggiran kota, maka harapanya tentu kedepanya tidak hanya siswa bias melanjutkan kuliahnya, namun sis kerja juga harus kita bangun dengan kemandirian, bisa nati akan ada kerjasama dengan perusahaan sehingga setiap siswa harus punya kemampuan berwira usaha. ”Karena di era teknologi yang kian marak ini, tidak semua usaha membutuhkan modal banyak. Seperti halnya kegiatan market day siswa Man 9, sudah menampilkan sisi jiwa entrepreneur hingga tingal bagaimana sekolah semakin mengasah kemampuan mereka, dalam kemandirianya butuh kita manage dengan baik, artinya ruang anak-anak yang sudah ada tersebut kita bimbing sehingga harapan saya tiap anak punya wirausaha, baik dalam bentuk online maupun offline”, jelasnya.

Menangkal Bullying dan Membangun Kemandirian Siswa

Sebagai salah satu unit lembaga sekolah di bawah naungan yayasan Pondok Pesantren Darul Ulum Kepuhdoko Tembelang Jombang, MAN 9 Jombang selalu berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi para siswanya. Selain ilmu pengetahuan umum, MAN 9 Jombang juga menanamkan nilai-nilai agama dan budaya kepada para siswanya, agar mereka menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia. Menurut Ira Kurniawati, selaku Humas MAN 9  ”Tema Dalam MATSAMA MAN 9 sendiri senergi dengan Moderasi beragama yakni keberagaman, mencetak generasi cerdas, inovatif dan berahlakul karimah, tujuannya tak lain gar siswa faham dan mengerti bahwa di Indonenesia majemuk, itu multi kultur, multi religi, multi bahasa, multi golongan sehingga materi ini menjadi penting untuk menguatkan maidset mereka agar cinta tanah air, cinta budaya, tidak ada bullying, anti kekerasan” Jelas Bu ira sapaan akrap guru pembina Olimpiade Ekonomi MAN 9.

Ia menambahkan beberpa waktu lalu di beberapa media juga menyingkap kasus bullying yang tidak hanya terjadi di kelas, namun juga di Pondok pesantren. Oleh karena itu ada upaya untuk menghindari kasus kembali terjadi, maka perlu adanya tidak tegas untuk menekankan agar tidak akan terjadi pembullyan di MAN 9. ”Prilaku seperti itu tentu sangat tidak adil untuk siswa lainya yang menjadi korban kekerasan” lanjutnya.

MAN 9 sendiri, merupakan Madrasah Aliyah yang berbasis ketrampilan, ada produk yang akan dijadikan icon sekolah, dan akan tentunya akan segera diluoncingkan yakni Batik Mangga (MAN Sembilan Bangga). Ini bukan nama buah, nama ini untuk menumbuhkan kebanggaan tersendiri untuk madrasah tercinta. ”konsepnya pembuatan batik mannga ini mengadaptasi dari proses pembuatan batik dari jepang, kita menggunakan teknik ikat dan lipat. Meskipun banyak yang biasa menggunakan bahasa batik celup, namun kita disini dilipat-lipat kainya dulu baru diikat. Nah untuk prosesnya harus ada desainya dulu, ini semua tergantung lipatanya, misal segitiga, segiempat dan ini hasilnya akan berbeda ketika teknik pewarnaan dan mencelupkanya beda.” jelas Susi Susanti Guru ketrampilan Tata Busana.

Kreasi ini dikenal teknik Shibori, menurutnya, banyak istilah yang sematkan pada corak batik ini, diantaranya kalau di Jawa jumputan yakni dilipat, diikat dan celup. Kalau di Banjarmasin itu biasa disebut Sasirangan. Sedangkan kalau di Bali itu Sasarangan, sementara kalau di Palembang batik Pelangi, kalau di luar negeri itu Taidai,  ”Untuk bahan pun tidak semua kain bisa dipakai, jadi hanya bahan alam saja, jika sintetis hasilnya akan pudar, karena tidak bisa menyerap warna,” tambahnya.

Harapanya dalam tahap pengenalan ini, nanti sekolah mampu memfasilitasi agar pembuatan batik untuk bapak ibu guru, atau bahkan mungkin nanti bisa kerjasama dengan aparatur desa di lingkungan MAN 9 agar juga turut membantu pengembangan karya siswa MAN 9 ini ke depanya. (diana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0 komentar

  1. I just like the valuable info you provide for your articles. I’ll bookmark your weblog and take a look at again here regularly. I’m relatively sure I will be told plenty of new stuff proper here! Good luck for the following!