foto: Tari Likok Pulo
Brisbane, Mitrajustice.com – The University of Queensland (UQ) menyelenggarakan perayaan meriah World Day for Cultural Diversity and Dialogue atau Hari Keanekaragaman Budaya dan Dialog Dunia pada tanggal 21 Mei 2024. Acara ini berlangsung di Great Court kampus St. Lucia UQ, menampilkan berbagai pertunjukan dari berbagai negara, dari pukul 12 siang hingga 5 sore.
Di antara beragam penampilan budaya, pelajar Indonesia memberikan kontribusi signifikan dengan menyuguhkan serangkaian penampilan yang memukau. Segmen Indonesia dimulai dengan Tari Likok Pulo, sebuah tarian energik dan ritmis yang secara tradisional dilakukan oleh pria. Penampilan ini dibawakan oleh Arifin, Ilham Phalosa, Banny Sanjaya, Fasha Rouf, Rian Mantasa, Keenan, Yon Visoni, dan Riyan Kachfi, dengan pelatih mereka, Novia Erfiza. Para penari ini berasal dari berbagai latar belakang studi, termasuk mahasiswa magister dan doktor, dengan sumber beasiswa yang berbeda, yaitu Australia Awards Scholarship (AAS) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Setelah Tari Likok Pulo, acara dilanjutkan dengan penampilan Salkomsel Band yang menampilkan para sarjana Indonesia penerima beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS). Mereka membawakan lagu-lagu populer Indonesia, seperti “Ondel-ondel” dan “Rungkad,” menambah sentuhan musikal yang meriah dalam perayaan ini.
Kontribusi Indonesia ditutup dengan dua tarian tradisional dari Nusa Tenggara Timur (NTT) – Tari Ja’i dan Tari Maju Mundur. Tarian ini melibatkan partisipasi semua pelajar Indonesia yang hadir, menciptakan rasa persatuan dan kebanggaan budaya.
Gambar: Tari Ja’i dan Maju Mundur dari NTT diikuti penonton dari Indonesia dan Negara Lain
Pentingnya Mengenalkan Budaya Indonesia di Luar Negeri
Mengenalkan budaya Indonesia di kancah internasional sangat penting untuk beberapa alasan. Pertama, hal ini mendorong pemahaman dan apresiasi yang lebih besar terhadap warisan budaya Indonesia yang kaya. Acara pertukaran budaya seperti ini membantu membangun jembatan antar bangsa, mendorong perdamaian dan saling menghormati. Selain itu, menampilkan seni dan pertunjukan tradisional dapat meningkatkan kebanggaan nasional di antara pelajar dan ekspatriat Indonesia, memperkuat hubungan mereka dengan akar budaya mereka saat berada di luar negeri.
Selanjutnya, diplomasi budaya memainkan peran penting dalam meningkatkan citra global Indonesia. Dengan membagikan tradisi budaya kita, kita berkontribusi pada komunitas global yang lebih beragam dan inklusif. Ini juga membuka peluang untuk kolaborasi pendidikan dan budaya, yang dapat berdampak jangka panjang baik secara pribadi maupun nasional.
Gambar: Pelajar Indonesia di UQ dalam Agenda World Day for Cultural Diversity and Dialogue
Sebagai kesimpulan, Hari Keanekaragaman Budaya dan Dialog Dunia di The University of Queensland adalah perayaan budaya global yang sukses, dengan pelajar Indonesia dengan bangga mempersembahkan tradisi unik mereka. Acara ini tidak hanya memperkaya keragaman budaya komunitas UQ tetapi juga menegaskan pentingnya keanekaragaman budaya dan dialog di dunia yang saling terhubung saat ini. (*)